Salah Strategi

Tanpa perang, dunia ini tidak mungkin berjalan seperti hari ini, begitu simpulan dari salah satu kalimat seorang teman. Faktanya, filosofi Jawa pun mengakui bahwa dunia ini juga butuh perang seperti dikutip dari buku " Butir - Butir Budaya jawa " terbitan Yayasan Purna Bhakti Pertiwi (yeah, kau tau ini punya siapa ?). bagini bunyinya "Sing sapa wedi perang iku padha karo wedi marang kasunyatan, jalaran perang iku uga kasunyatan. yen ora ana perang babar pisan, iku pretandha ing tembe bakal ana perang gedhen" atau " Barang siapa takut akan adanya perang sama dengan takut terhadap kenyataan, sebab perang itu juga merupakan kenyataan. Jikalau tidak ada perang sama sekali itu mengandung isyarat bahwa di kemudian hari bakal terjadi perang besar-besaran".
Lama-lama saya sadar bahwa perang ternyata bukan hanya sekedar tempur (atau tawuran untuk seorang pelajar atau mahasiswa labil), tetapi ada hal lain yang lebih dari itu, bukan soal berita apalagi memorabilia berupa video game atau game online, yaitu STRATEGI.
Strategi adalah manajemen, manajemen adalah strategi. Begitu kira-kira kalimat yang mungkin diungkapkan orang-orang yang pernah belajar manajemen (atau ini cuman ngarang sendiri?). Dan strategi adalah kelemahan utama saya selain olahraga dan pergaulan (bukan pergalauan dimana saya lebih unggul di situ). Ini terlihat saat saya menjalani perkuliahan hingga semester 5 ini.
Pada semester awal saya masih melaksanakan kegiatan (bukan ibadah karena ibadah bagi saya merupakan kegiatan Spiritual ke atas sedangkan kuliah cenderung ke sesama ) perkuliahan dengan rajin dengan diikuti ketakutan serta impian masa SMA tentang masa depan sehabis kuliah. Awalnya saya berharap, seperti salah satu postingan blog seorang teman, untuk kuliah di salah satu tempat kuliah bukan universitas tapi institut ternama di Indonesia. Namun karena alasan yang sama yaitu larangan dari pemberi dana utama yaitu orang tua, maka impian itu diturunkan untuk perkuliahan pada jenjang selanjutnya. Dengan kondisi campuran seperti itu, pada hasil akhir saya mencetak hasil yang lumayan memuaskan meskipun mendekati batas aman.
Pada semester selanjutnya entah setan sombong yang mungkin benar-benar ada merasuki saya atau karena ingin mencoba hal-hal di luar akademis, saya mencoba untuk mengeluarkan jiwa-jiwa kenakalan anak muda. Mencoba titip absen meskipun pernah ketahuan sekali dan menghadap dosen, mendaki Gunung Merapi tetapi tidak minta restu pemberi dana, tangan sakit akibat turun gunung tetapi bilang akibat jatuh dari motor, dan hal-hal lainnya yang saya rasa tidak pantas dipublish (bukan karena porno loh :D)
Sadar akan semuanya, saya mencoba untuk berubah di semester selanjutnya dengan pertimbangan hasil yang lebih buruk dari semester sebelumnya ditambah hampir semua mata kuliah pada semester ini mengandung banyak teori dan dikenal sebagai salah satu semester paling mengerikan di tempat saya berkuliah. Sekali lagi, saya belum pernah belajar dari kedelai apalagi kuda yang katanya bisa mengingat lubang tempat jatuh yang sama. Mendaki merbabu tanpa bliang pemberi dana (lagi), gagal pada praktikum mesin berprogram komputer, dan gagal pada mata kuliah yang menjadi tujuan dan target utama pada akhir perkuliahan.
Entah karena rasa malas atau bosan atau stagnan terhadap perkuliahan, lama-lama saya mulai mengikuti pola / irama kemalasan yang cenderung meningkat tiap semester. Kemalasan terhadap perkuliahan, kemalasan terhadap organisasi, dan kemalasan untuk melakukan hal-hal yang berguna. Begadangan tiap malam termasuk malam sebelum UTS,UAS, kuis tiap pelajaran kuliah, dan PR, sering ke Gramedia Sudirman kalau kuliah kosong atau gak ikut kuliah dan sering tidur pas kuliah tertentu.




Tetapi itu semua adalah masa lalu. Masa di mana saya masih belum mengenal bagaimana menyusun hidup yang sederhana. Masa di mana saya menghargai suatu kerumitan atau kekompleksitas hidup daripada kesederhanaan yang sangat penting. :) Sudahlah, daripada melupakan masa-masa seperti itu, lebih baik anda bangkit dari lubang kemudian memberanikan diri untuk berjalan dahulu sebelum berlari kencang.Dan jangan terjebak nabi palsu :P

Komentar

Postingan Populer