Nasionalisme?

Tidak, ini tidak ada hubungannya dengan PNI maupun turunannya meskipun dari pihak bapak saya berasal dari keluarga nasionalis (meskipun saya sekarang lebih cocok ke Liberal / Libertarian) 

Jika ada kalimat yang memiliki arti paling relatif sedunia, maka salah satu contohnya adalah 'nasionalisme'. Mengapa?

Tidak semua orang senang kegiatan upacara bendera yang selalu diadakan setiap senin pagi pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia (termasuk saya). Dahulu kegiatan ini diadakan sebagai media penumbuh nasionalisme pada anak-anak Indonesia yang diajarkan dari jenjang taman kanak-kanak (tk, playgroup, playground, bahkan playstation) hingga jenjang kuliah ( kalau niat dan kadang2 juga sih). Namun, banyak para pelaksana kegiatan ini ( maksudnya peserta upacara dalam protokoler ) merasa kesal, capek , dan bosan. Sehingga untuk para mahasiswa jarang sekali diadakan upacara kecuali semisal upacara penyambutan mahasiswa baru, namun lama kelamaan kegiatan ini dianggap tidak efisien sesuai dengan penjabaran sebelumnya sehingga di beberapa tempat terpaksa diadakan dengan jangka waktu tertentu.

Tak hanya itu, bendera yang selama ini kita lihat pun hanya sebatas menghiasi tiang bendera (bahkan kini kaca mobil bagian dalam) yang menurutku entah itu niat atau malas2an saja. Terbayang di pikiranku bagaimana susahnya para pejuang kita dalam merancang bendera bahkan mencari bahannya (konon warna merah putih itu diambil dari dua unsur paling penting bangsa Indonesia : Tirai warung soto dan seprai kamar tidur)


Pernah saya melihat trit di KASKUS, forum terbesar di Indonesia, yang membahas betapa bodohnya anggota dewan karena tidak hafal sila-sila di Pancasila. Padahal, ketika kita masih SD kita dianggap bodoh bahkan menjadi olok2an satu sekolah karena tidak hafal sila-sila di Pancasila (dulu sekali ditambahkan penghayatan tiap sila)

Kini saya merasa bingung, apa sih nasionalisme itu????

Komentar

Postingan Populer